Kamis, 21 Juli 2011

RESUME : Accounting for Changing Prices & International Inflations ..

T
ujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu dan kemungkina arus kas masa depan. Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaanya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keuntungan dan kerugian moneter.

            Beberapa Negara telah mencoba metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan pragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini. Pengkajian mengenai tanggapan dari negara–negara tertentu atas akuntansi bagi perubahan harga, berguna dalam menilai tren yang sedang berlangsung serta tren dimasa yang akan datang.

# aspek Aspek institusional akuntansi inflasi 
     Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Selain disebabkan oleh inflasi, kenaikan harga barang dan jasa juga dapat disebabkan oleh pergeseran permintaan dan penawaran terhadap produk tertentu. Inflasi menyebabkan dua masalah utama dalam akuntansi. 
Pertama, angka dalam laporan keuangan yang menggunakan historical value tidak lagi relevan secara ekonomi karena terjadi perubahan harga. Hal ini tentu saja mengurangi kualitas laporan keuangan untuk memperkirakan arus kas di masa mendatang dan menilai kinerja manajemen. Hal ini juga menjadi masalah representational faithfulness yang menjadi elemen utama dari kualitas reabilitas. 
Kedua, angka dalam laporan keuangan mencerminkan jumlah uang yang dibelanjakan pada waktu tertentu. Artinya, jumlah uang tersebut memiliki purchasing power yang berbeda. Dengan demikian, antara satu dengan yang lain tidak boleh dijumlahkan begitu saja. Adanya dua masalah tersebut menyebabkan relevansi laporan keuangan turun. Predictive value berkurang sebagai hasil mengkombinasikan jumlah uang yang memilikipurchasing power yang berbeda.
# Institutional Aspect of Inflation Accounting Prior to SFAS No. 33
Pada pertengahan 1930, AAA dan AICPA mendukung digunakannyahistorical cost. Namun pada awal tahun 1951, AAA mengeluarkan Supplementary Statement No. 2 yang merekomendasikan bahwa laporan keuangan harus dinyatakan dalam unit general purchasing power sebagai pelengkap historical cost. Hal ini diperkuat oleh hasil study yang dilakukan oleh AICPA yang dituangkan dalam Accounting Principles Board Statement No. 3 yang mendukung  general price- level adjusted statements. Konsep ini kembali dikuatkan oleh Trueblood Committee yang mengidentifikasi adanya permasalahan akibat perubahan harga dalam laporan keuangan.
Akan tetapi, SEC memiliki pandangan yang berbeda. Pihaknya melarang penyajian laporan keuangan selain dengan historical value. SEC meminta adanya disclosure mengenai informasi replacement cost yang mencerminkan efek karena penggantian aset baru yang lebih efisien, dan produktif. Selama 40 tahun, price- level restarted financial statement terus menggunakan historical value tanpa ada keinginan untuk mengganti sistem pengukuran menjadi current value. Alasannya pengukuran menggunakan current  value lebih sulit karena melibatkan informasi pasar seperti harga indeks. Namun sekarang, pendekatan mulai bergeser pada current value seiring dengan dikeluarkannya ASR 190 oleh SEC.

General price level adjustment menekankan pada perubahan purchasing power dari waktu ke waktu. SFAS No. 33 menggunakan harga indeks konsumen untuk general price purpose. Penyesuaiannya dilakukan dengan mengalikanhistorical cost pada saat aset tersebut dibeli dengan harga indeks sekarang dibagi harga indeks pada saat pembelian. Hasil perhitungan tersebut tentu saja tidak mencerminkan purchasing power yang sama dengan saat ini. SFAS No 107 mendefinisikan fair value sebagai jumlah yang disetujui oleh dua pihak untuk melakukan pertukaran saat ini. Current value ada dua tipe yaitu entry value (harga jika perusahaan membeli) dan exit value (harga jika perusahaan menjual).

(heheheh.. maap klo terputus... tpi usaha dlu ya.. selamat berjuang teman...)
karena usaha sebagian dari perjuangan,, yg mana Insya ALLAH akan membawa keberhasilan... amien....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar